baikalah, mungkin aku memang harus lebih santai, pikiranku sepertinya terlalu penuh dengan hal-hal mesum, pantas saja sejak kemarin aku merasa birahiku meninggi, pengin bercinta dengan hujan!! wakwakwakwak . . .
seperti waktu itu, ketika hujan datang dan membelai setiap lekuk tubuhku, mencumbui nafasku yang memburu, merasuki orgasme dan memelukku tanpa enggan beranjak pergi . .
hujan, kau harus ada, tuk menepis gersang di hatiku, betapa aku sangat merindukanmu hadir saat ini, menemaniku menangis, memelukku erat dan berkata semua akan baik-baik saja . .
kusebut ini rasa,
aku ingin berkisah tentang lelakiku, lelaki hujan, yang dinginnya bekukan hatiku, namun hadirnya kurindu, lelaki yang meninggalkan Roma demi Mekah, lelaki yang memilih jalannya sendiri, memilih dunianya sebagai seorang gay, lelaki yang menyayangiku tapi bercinta dengan lelaki lain, lelaki yang selalu menjaga kehormatanku tapi dengan rela menjajakan kehormatannya demi lelakinya, ah, lelakiku lelaki hujan . . .
kusebut ini rasa,
ketika perih itu menjajah hatiku tanpa ampun, merobek anganku tanpa serpih, dan meninggalkan kerak basi di otakku, dia yang selalu ingin diperhatikan dan membuatku terus berkorban demi sebongkah rasa yang dengan enggan kusebut itu cinta, yang memberiku harapan dengan semua kebohongannya, lelaki yang enggan mengakui rasaku namun dengan bangga memberikan cintanya pada lelaki lain, lelaki yang selalu bilang bahwa ia takut akan tuhan, bahwa ia memiliki tuhan dan ingin kembali, meninggalkan dunianya untukku untuk tuhan, namun hanya kata, hanya kata yang terucap, ah, lelakiku lelaki hujan . . .
kusebut ini rasa,
ketika cemburu memeluk hatiku mengalihkan pikirku kepada hal-hal lain di luar kontrolku, lelakiku selalu punya banyak waktu untuk dunianya, namun tak sedikitpun waktunya tertumpah untukku, lelaki pengecut yang menyebutku cinta, namun enggan memperjuangkan diriku, menolak keluargaku dan menghujat tuhanku, lelaki yang memintaku menjadi cantik seperti yang selalu dia harapkan, ah, lelakiku lelaki hujan . . .
kusebut ini rasa,
ketika aku menangis dihadapan muhammad, juga ketika aku teteskan air mata di depan yesus, lalu bertanya kapan lelakiku menjadi lelaki, aku marah kepada Allah atas rasa yang tersimpan dalam hatiku, aku mengadu kepada Sang Agung agar lelakiku kembali berjalan di jalan yang lurus, agar lelakiku selalu bahagia meski tanpa aku, ah, lelakiku lelaki hujan . .
kusebut ini rasa,
ketika aku ingkari hatiku bahwa aku tak lagi mencintainya lewat rasa benci yang perlahan bertunas, ketika aku melarikan diri dan berhenti menjaganya hanya karena aku tak lagi memiliki cara untuk tetap bertahan di sisinya, seperti janjiku dulu untuk selalu menunggunya hadir, aku dengan naif meminta kepada muhammad untuk mengembalikannya ke Roma, betapa aku begitu munafik berharap agar dia sembuh dan kembali kepada yesus, ah,lelakiku lelaki hujan . . .
aku hanyalah gerimis yang selalu mencintai hujan, yang dengan diam-diam menjadi bagian dari setiap tetesnya, aku hanyalah gerimis yang menjaga hujan agar tetap ada, aku hanyalah seorang gadis daif yang berusaha mempertahankan rasa yang tak lagi sama . . .
kusebut ini rasa,
bukan cinta yang melukai diriku, dan meninggalkan hidupku lagi . .
Ame
Sebelumnya aku bertanya pada langit tentang perasaan ini
Kepada bintang-bintang
Yang tertawa ketika melihatku tersenyum
Bersama rona bulan
Mengenangmu
Dalam nyanyian hujan
Yang hadir tempo hari
Ame
Perasaan ini membawaku pada hangatnya
Pelukan malam
Dalam gulita kumencari bayangmu
Bolehkah hanya bayangmu?
Aku tak takut, meski dunia mengejekku
Karena aku yakin
Hatiku tak berdusta
Dalam gulita aku bernyanyi
Agar kau dan dunia tahu
Aku mencintaimu
Cilacap, 1 Agustus 2011
15.27
hari ini, aku harus mengucapkan perpisahan pada drizzle,
tentu saja untuk sementara,
karena dia memiliki tugas khusus, yaitu membantu ayah membeli sepeda baru
hahahah, pacarku yang satu itu memang top!
jadi jika kalian merindukan aku,
kiss the rain whatever u need me . . :)